Follow me :D

https://twitter.com/christoper_

Berita penting(menghadapi UN)

1 ) Berita UN Paling Gencar Sepanjang 2010
Mendiknas Simulasikan Nilai UN
31 Desember 2010 | Laporan oleh ahmad_dj
Jakarta — Formula nilai akhir penentu kelulusan siswa sekolah menengah pertama (SMP) dan sederajat, serta sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat, ditetapkan dengan menggabungkan nilai mata pelajaran ujian nasional (UN) dengan nilai sekolah. Nilai akhir adalah pembobotan 60 persen nilai UN ditambah 40 persen nilai sekolah. Formula ini akan digunakan pada UN Tahun Pelajaran 2010/2011. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyampaikan hal tersebut pada jumpa pers akhir tahun di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Jakarta, Kamis (30/12). Mendiknas mengatakan, formula UN merupakan hasil kesepakatan bersama Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) selaku penyelenggara UN dan atas rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat. “Kalau dulu UN sendiri dinilai hasilnya berapa. Kalau dia memenuhi 5,5 ke atas lulus. Pada 2011 dikombinasikan antara ujian yang dilakukan secara nasional, dengan prestasi atau capaian waktu dia sekolah kelas 1,2, dan 3,” katanya…cut…
Mendiknas mengatakan, syarat kelulusan lainnya adalah nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00 dan tidak ada ujian ulangan. “Bagi yang tidak lulus dapat mengikuti Ujian Paket C untuk SMA,” ujarnya. Dia menjelaskan, seorang siswa sedikitnya harus meraih nilai 4 pada UN agar dapat lulus dengan syarat nilai ujian sekolahnya 8. Dengan menggabungkan kedua nilai tersebut maka nilai akhir diperoleh 5,6 di atas nilai minimal 5,5. “Kalau nilai ujian sekolah 7 belum lulus. Nilai aman UN adalah 6,” katanya saat menyimulasikan nilai UN.
Sumber : http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2010/12/simulasi-un.aspx 

>>>

2 ) Kumpulkan Kepala Dinas Pendidikan
Kemdiknas Sosialisasikan BOS 2011
http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2010/12/sosialisasi.aspx

Jakarta – Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen), Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menyosialisasikan mekanisme baru penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2011 di Hotel Sahid, Jakarta, pada Selasa (28/12). Direktur Jenderal Mandikdasmen Suyanto menjelaskan, dana BOS yang selama ini dianggarkan di Kemdiknas, akan disalurkan langsung dari kas negara ke kas daerah. Setelah itu, langsung ke rekening sekolah dengan mengikuti mekanisme APBD. Suyanto menyampaikan, mekanisme baru tidak mempengaruhi prinsip dasar pengelolaan dana BOS di sekolah. Dana BOS tidak terlambat disalurkan ke sekolah setiap triwulannya. Penyaluran dana BOS dalam bentuk uang tunai, tidak dalam bentuk barang, tepat jumlah, dan tepat sasaran. Dana BOS tidak digunakan untuk kepentingan di luar biaya operasional sekolah. Dan, petunjuk pelaksanaan/penggunaan tetap berpedoman pada panduan Kemdiknas. “Pengalihan penyaluran bukan berarti sebagai pengganti kewajiban daerah untuk penyediaan BOSDA; Penyaluran dana BOS ke sekolah tidak perlu menunggu pengesahan APBD. Di samping menyediakan BOSDA daerah harus menyediakan dana untuk manajemen tim BOS, termasuk monitoring dan evaluasi. Juga, kewenangan mengelola dana BOS tetap berada di sekolah (prinsip manajemen berbasis sekolah),” ucap Suyanto.

Untuk menjamin akuntabilitas pelaksanaan BOS di tingkat sekolah, telah disusun buku panduan pengelolaan BOS. Selain didistribusikan, isi buku disosialisasikan ke seluruh sekolah. Pelatihan perencanaan dan pengelolaan dana BOS di tingkat sekolah pun diadakan. Peningkatan pengawasan oleh komite sekolah dan oleh Inspektorat Daerah, Itjen, BPKP, BPK dan masyarakat. Penguatan pemantauan dan evaluasi oleh Kemdiknas dan Dinas Pendidikan. Sedangkan penguatan unit pelayanan dan pengaduan masyarakat untuk BOS 2011 melalui layanan bebas pulsa 177. Lalu, diterapkan sanksi bagi yang melakukan penyimpangan.

…dst

3 ) Kemendiknas Akan Bangun Sekolah Olahraga
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/373108/

Sunday, 02 January 2011
JAKARTA(SINDO) – Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan membangun dua sekolah olahraga tahun depan untuk lebih meningkatkan jumlah dan mutu atlet berprestasi. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan, sekolah akan dibangun di kawasan Sentul dan daerah sekitar Bogor,Jawa Barat.Dana yang akan digelontorkan untuk membangun kedua sekolah olahraga tersebut adalah antara Rp60 miliar hingga 80 miliar. Mendiknas menyatakan, sekolah tersebut merupakan sekolah alternatif untuk anak berbakat di bidang olahraga. Akan tetapi kurikulum akan dibuat khusus sehingga siswa yang belajar di sana mampu untuk mengimbangi sekolah umum lainnya. “Kurikulum akan dibuat khusus,olahraga tidak akan dibenturkan dengan mata pelajaran lain,” jelasnya di Gedung Kemendiknas akhir pekan kemarin. Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika ini menambahkan, pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Jenjang yang disediakan hanya di sekolah menengah, sementara untuk universitas masih terpisah. Rencananya, pembangunan mulai tahun depan dan beroperasi di tahun yang sama.

…dst

4 ) Lomba CCB 2011 Tingkat SMA/Sederajat Se-Jawa Barat diselenggarakan oleh adik-adik Himpunan Mahasiswa Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tasikmalaya InsyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 9 Februari 2011 di di Area Kampus UNSIL. Formulir Pendaftaran, Persyaratan, Brosur dan Surat Rekomendasi Kepala Dinas Jabar bisa unduh di link di bawah ini :
http://himapbiounsil.webs.com/images/FORMULIR%20PENDAFTARAN.pdf

>>>

5 ) Budayawan: Pendidikan Gagal Lahirkan Pemimpin Berhati Nurani
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/politik/10/12/30/155470-budayawan-pendidikan-gagal-lahirkan-pemimpin-berhati-nurani

Kamis, 30 Desember 2010, 16:23 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Budayawan Indonesia Sudjiwo Tejo mengatakan, pendidikan di Indonesia saat ini telah gagal melahirkan pemimpim-pemimpin bangsa yang memiliki hati nurani. Menurut dia, itu akibat dari Tri darma perguruan tinggi yang berupa Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat, tidak sesuai dengan kondisi perkembangan jaman. “Seharusnya pendidikan diberikan setelah melalui proses pencermatan kondisi riil di masyarakat dengan pengabdian. Kearifan lokal yang didapatkan dengan pengabdian ditelaah kemudian hasilnya diberikan untuk pendidikan, hasil akhirnya adalah manusia yang berkarakter dan berhati nurani,” terangnya saat menjadi pembicara dalam diskusi refleksi akhir tahun 2010 yang digelar Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah di gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (30/12). “Memilih pemimpin haruslah yang berhati nurani jangan hanya mengandalkan kecerdasan. Jangan memandang masalah hanya dari gelar doktornya saja. Tetapi lihat permasalahan dari berbagai sudut, lalu putuskan dengan hati nurani,” tegasnya. Indonesia sendiri kata dia, saat ini memerlukan pemimpin yang memiliki karakter dan hati nurani. Dan hal tersebut disebutkannya hanya dapat dicapai dengan menmanfaatkan kearifan lokal di dunia pendidikan.

>>>

6 ) NASIONALISME
Berbuat untuk Indonesia
http://cetak.kompas.com/read/2011/01/02/02474363/berbuat.untuk.indonesia

Minggu, 2 Januari 2011 | 02:47 WIB
Tuhan sungguh sedang tersenyum saat menciptakan Indonesia. Negeri indah yang subur dengan segala keanekaragaman budaya warisan nenek moyang. Kebinekaan yang mengajarkan kearifan lokal tentang hubungan antara manusia dan alam. Kearifan lokal, yang jauh dari keserakahan pribadi atau kelompok, mampu mempersatukan rakyat Indonesia untuk merdeka dari penjajahan. Akan tetapi, kini kita hanya bisa merasakan kehangatan persatuan seperti itu lagi di lokasi-lokasi bencana. Ribuan orang dari berbagai daerah langsung datang membantu korban bencana. Mereka berjuang mengevakuasi korban, menguburkan korban tewas, sampai mendistribusikan logistik untuk pengungsi tanpa pamrih. Kegembiraan mereka adalah ketika menyaksikan korban bencana tersenyum lagi. Tidak lebih.

Agen keluhuran
Mereka menjadi agen penebar keluhuran budi pekerti bangsa berpenduduk 237 juta jiwa ini. Negeri yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas ke Pulau Rote ini ternyata masih memiliki jiwa kemanusiaan yang kuat. Indonesia bukanlah seperti debat kusir politisi yang kerap tidak menghasilkan satu solusi atas persoalan. Apalagi seperti panggung politik yang belakangan ini lebih gencar menyuarakan kepentingan kelompok daripada nasional. Masyarakat pun tergiring hidup terkotak-kotak dalam sekat primordialisme dan agama. Mereka kian terjebak dalam demokrasi yang mengandalkan survei konsultan pencitraan.

Sebenarnya masih banyak rakyat di seluruh Indonesia yang menjalankan nilai-nilai luhur, seperti gotong royong, musyawarah, dan toleransi. Masyarakat di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat; Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat; Wayame, Teluk Ambon, Ambon, Maluku; dan lereng Gunung Merapi di Jawa Tengah serta Daerah Istimewa Yogyakarta masih merawat pohon rindang solidaritas sosial tersebut.

Seperti di Desa Ramiki, Wasior. Kakak beradik Agus Sawaki (30) dan Tera Sawaki (32) membangun jaringan pipa air bersih dari mata air sejauh 100 meter ke lokasi hunian sementara pengungsi di desa mereka. Upaya mereka tidak sia-sia. Magdalena Ramar (21) dan 100 keluarga pengungsi lain tak perlu lagi mengangkut air dari mata air. “Kasihan. Kalau tidak dibantu, pengungsi harus mondar-mandir mengangkut air,” ujar Tera.

Responsif
Tanpa mengeluh tentang pemerintah, Tera dan Agus berusaha sendiri membangun jaringan pipa air bersih untuk pengungsi. Mereka juga tidak menuntut apa pun dari para pengungsi atas jerih payah mereka. Coba lihat kesigapan Yanto, Kepala Desa Banyuroto, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Yanto langsung bertindak cepat ketika ribuan warga Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, dan warga Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, mengungsi dari awan panas Gunung Merapi, 5 November 2010. Desa Banyuroto bukanlah kawasan pengungsian. Namun, Yanto tanpa ragu langsung menyiapkan rumah penduduk, gedung sekolah, dan balaidesa untuk menampung para pengungsi yang kelelahan fisik dan mental. Yanto langsung meminta setiap keluarga di Desa Banyuroto menyumbangkan lima bungkus nasi dengan lauk-pauk untuk konsumsi pengungsi. Tidak ada pertanyaan untuk siapa nasi bungkus diberikan atau kenapa setiap keluarga harus menyumbangkan lima bungkus. Mereka melakukannya persis seperti masa perjuangan kemerdekaan puluhan tahun silam, saat semua orang berjuang demi Republik Indonesia. Bukan untuk suku, agama, maupun kelompok mereka. Warga Desa Banyuroto menjalaninya dengan sukacita. “Menolong sesama adalah kewajiban kita semua,” ujar Yanto.

…dst

7 ) KEBERSAMAAN
Bencana Itu Menyatukan
http://cetak.kompas.com/read/2011/01/02/04053887/bencana.itu.menyatukan

Minggu, 2 Januari 2011 | 04:05 WIB
Bencana alam yang menimpa Wasior, Mentawai, dan Gunung Merapi tahun lalu menyentak rasa kemanusiaan bangsa Indonesia. Rakyat mengorbankan waktu, tenaga, dan pekerjaan demi membantu korban bencana. Mereka tidak menunggu publikasi. Mereka hanya menjalankan ajaran leluhur, saling menolong tanpa pamrih. Hasruddin (24) tengah berunding dengan beberapa pengungsi dan warga di Desa Wasior Dua, Distrik Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Rabu (22/12). Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Papua Barat itu sedang membahas kekurangan material untuk membuat sumur bagi pengungsi.

…dst

8 ) Kerugian Akibat Bencana Rp15 Triliun
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/373107/

Sunday, 02 January 2011
JAKARTA (SINDO) – Rentetan bencana alam yang terjadi sepanjang 2010 menimbulkan kerugian materi yang sangat besar. Berdasarkan hitungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Bappenas,kerugian mencapai Rp15 triliun. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan,kerugian itu dihitung berdasarkan kejadian bencana alam di seluruh Indonesia dengan metode Damage and Lossess Assessment.Kerugian dan kerusakan akibat bencana banjir bandang Wasior di Papua Barat mencapai Rp208,6 miliar, gempa bumi dan tsunami di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, mencapai Rp315 miliar, dan erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah lebih dari Rp4,1 triliun. “Total kerugian dan kerusakan akibat bencana dari 644 kejadian di Indonesia diperkirakan lebih dari Rp15 triliun,” ungkapnya dalam laporan akhir tahun BNPB di Jakarta kemarin. Sekitar 70% bencana yang terjadi di Tanah Air sepanjang 2010 diakibatkan perubahan iklim

 



Leave a comment